"Islam adalah agama yang merasuk kedalam jiwa setiap manusia (fitrah). Islam yang dikenal dengan Rahmatan lil alamin merupakan petunjuk bagi yang memahami esensi dari petunjuk itu"
Dua penggambaran model pergerakan Islam di Indonesia yang dianalisis Miichi (fenomena Islamic Left dan Partai Keadilan Sejahtera) menarik untuk didiskusikan. Meskipun sayang sekali keseluruhan isi bukunya masih berbahasa Jepang sehingga penulis cukup kesulitan memahami keseluruhannya. Pada akhir analisisnya Miichi mengemukakan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit dipertimbangkan sebagai partai radikal sebab melihat metode-metode yang dilakukannya menggunakan metode-metode moderat. Dalam konteks keterbatasan analisis, Miichi masih menyisahkan lobang-lobang untuk bisa memahami secara menyeluruh tentang Pergerakan Islam Kontemporer di Indonesia. Termasuk diakui Miichi saat diskusi dengan penulis atas luputnya perhatian Miichi terhadap fenomena HMI MPO yang sejumlah alumninya juga aktif di PKS. Miichi kemudian menegaskan dalam bincang-bincang usai penulis menjadi panelis bedah bukunya yang diselenggrakan PIP PKS Jepang beberapa waktu lalu bahwa dirinya tertarik untuk meneliti HMI MPO.
Pada akhirnya Miichi kemudian meyakini bahwa tidaklah tepat jika melihat Pergerakan Islam Kontemporer di Indoneisa hanya dilihat secara dikotomis antara Islam Radikal dengan Islam Moderat. Sebab memang Pergerakan Islam di Indonesia spektrumnya amat beragam dan ini potensi besar bagi bangkitnya model pergerakan Islam yang makin matang dan menarik di Indonesia.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pergerakan Islam di era modern ini sungguh belum sepenuhnya terorganisir secara holistic. Hadirnya paradigma yang masih masuk ke dalam kategori "Fallacy Of dramatic instance" menurut kang Jalaluddin Rakmat masih membelenggu dalam pandangan sebagian individu yang terangkul dalam berbagai lembaga dan mazhab. pandangan seperti ini sungguh belum mampu mengantar pergerakan Islam ke dalam tataran wahana Ilmia dan Holistic.
memang tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan adalah hal yang essensial, namun objektivitas dari pandangan kita haruslah sedikit menjadi perhatian yang penting dalam mewujudkan Islam yang Holistic. karena "Islam sebagai Rahmatan lil 'alamin" adalah landasan penting yang menjadi dasar asumsi tersebut. sekiranya jika islam belum bisa diholistickan maka panutan plural merupakan dasar awal kita dalam meramu persepsi tentang gerakan islam. dari situlah kita akan mendapati nuansa islam seperti apa selanjutnya. baik dari segi politic, sosial, budaya, economi, dan ilmu pengetahuan.
demikian sedikit pengantar tentang holistic islam, hasil pengkajian kami akan menjadi inti dari materi ini.
((adhi-12 january))
kediri, 03 mei 2010
Dua penggambaran model pergerakan Islam di Indonesia yang dianalisis Miichi (fenomena Islamic Left dan Partai Keadilan Sejahtera) menarik untuk didiskusikan. Meskipun sayang sekali keseluruhan isi bukunya masih berbahasa Jepang sehingga penulis cukup kesulitan memahami keseluruhannya. Pada akhir analisisnya Miichi mengemukakan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit dipertimbangkan sebagai partai radikal sebab melihat metode-metode yang dilakukannya menggunakan metode-metode moderat. Dalam konteks keterbatasan analisis, Miichi masih menyisahkan lobang-lobang untuk bisa memahami secara menyeluruh tentang Pergerakan Islam Kontemporer di Indonesia. Termasuk diakui Miichi saat diskusi dengan penulis atas luputnya perhatian Miichi terhadap fenomena HMI MPO yang sejumlah alumninya juga aktif di PKS. Miichi kemudian menegaskan dalam bincang-bincang usai penulis menjadi panelis bedah bukunya yang diselenggrakan PIP PKS Jepang beberapa waktu lalu bahwa dirinya tertarik untuk meneliti HMI MPO.
Pada akhirnya Miichi kemudian meyakini bahwa tidaklah tepat jika melihat Pergerakan Islam Kontemporer di Indoneisa hanya dilihat secara dikotomis antara Islam Radikal dengan Islam Moderat. Sebab memang Pergerakan Islam di Indonesia spektrumnya amat beragam dan ini potensi besar bagi bangkitnya model pergerakan Islam yang makin matang dan menarik di Indonesia.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pergerakan Islam di era modern ini sungguh belum sepenuhnya terorganisir secara holistic. Hadirnya paradigma yang masih masuk ke dalam kategori "Fallacy Of dramatic instance" menurut kang Jalaluddin Rakmat masih membelenggu dalam pandangan sebagian individu yang terangkul dalam berbagai lembaga dan mazhab. pandangan seperti ini sungguh belum mampu mengantar pergerakan Islam ke dalam tataran wahana Ilmia dan Holistic.
memang tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan adalah hal yang essensial, namun objektivitas dari pandangan kita haruslah sedikit menjadi perhatian yang penting dalam mewujudkan Islam yang Holistic. karena "Islam sebagai Rahmatan lil 'alamin" adalah landasan penting yang menjadi dasar asumsi tersebut. sekiranya jika islam belum bisa diholistickan maka panutan plural merupakan dasar awal kita dalam meramu persepsi tentang gerakan islam. dari situlah kita akan mendapati nuansa islam seperti apa selanjutnya. baik dari segi politic, sosial, budaya, economi, dan ilmu pengetahuan.
demikian sedikit pengantar tentang holistic islam, hasil pengkajian kami akan menjadi inti dari materi ini.
((adhi-12 january))
kediri, 03 mei 2010
i like that...
BalasHapus