Sabtu, 03 Juli 2010

Sejarah korban 40.000 jiwa yang Terabaikan


aksi mahasiswa sidrap bersama rakyat karebosi di kantor DPRD sidrap pada pebruari 2010 lalu menghasilkan kasepakatan bersama wakil rakyat tentang penganggaran makam pahlawan di karebosi ke dalam APBD kab. sidrap. apalagi akses dan penerangan menuju makam di karebosi hingga saat ini belum dinikmati oleh penduduk karebosi. padahal mengingat bahwa di desa tersebut terdapat makam nasional perjuangan rakyat karebosi dalam tragedi berdarah 40.000 jiwa. para anggota dewan yang duduk di parlemen seolah-olah hanya lepas dari tanggung jawab ini. hal ini sangat berbanding terbalik dengan buaian retorikanya saat kampanye pemilihan legislatif. sehingga rakyat hanya menjadi korban dari kelalaian dan keterabaian mereka.
Rakyat karebosi kini hanya menanti dan menanti janji-janji wakil rakyat yang telah disepakati beberapa bulan yang lalu di atas kertas putih yang disaksikan oleh rakyat seluruh tanah air. betapa sengsara penderitaan yang dialami oleh rakyat karebosi hingga saat ini. rupanya perjanjian untuk perbaikan makam "Pahlawan korban 40.000 jiwa di Karebosi" hanyalah tinggal kenangan. inikah cara kita menghargai perjuangan bangsa indonesia dalam merebut kemerdekaan yang kita nikmati sekarang? hanya para wakil rakyat yang menjadi tumpuan masyarakat karebosi, akan tetapi hingga saat ini perbaikan makam dan akses menuju makam korban 40.000 jiwa di karebosi belum terealisasi. kejelasan tentang dimasukkannya makam tersebut ke dalam APBD belum menuai bukti yang kongkrit yang ditunggu masyarakat dan rkyat segenap tanah air. inikah bentuk kelambanan para anggota dewan yang duduk di parlemen?
sejarah akan terabaikan?
beberapa saksi hidup yang masih berdomisili di karebosi menyatakan bahwa semenjak direhabilitasinya makam oleh masyarakat beberapa tahun yang lalu dengan peralatan seadanya, tidak ada lagi bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap makam ini. pemerintah daerah seolah-olah acuh tak acuh dalam menangani salah satu peniggalan sejarah nasional ini. hanya insan-insan yang nasionalislah yang ditunggu oleh rakyat untuk merenungkan dan mengambil tindakan untuk merehab identitas bangsa tersebut.

1 komentar:

  1. tentu saja mahasiswa adalah insan yang paling tepat untuk mengambil tindakan karena mahasiswa merupakan insan sosial control.dalam hal ini mahasiswa putra daerah karebosi dan sekitarnya yang patut melakukan pengawalan terhadap tindak lanjut dari kebijakan PEMDA tersebut!!!! kenapa harus menunggu, saatnya untuk aktualisasi diri

    hidup mahasiswa..!!!!!!!

    BalasHapus

SEANTERO ILMU

SEANTERO ILMU